Meskipun bukan teknologi baru di piranti mobile, namun ada cara baru yang akan diperkenalkan oleh Hewlett-Packard untuk tampilan konten 3 dimensi dalam sebuah piranti mobile. Para periset di Hewlett-Packard Co berhasil mengembangkan cara baru membuat tampilan video 3D pada piranti mobile menjadi lebih mudah dan nyaman dilihat. Dengan memberikan sudut pandang yang sangat lebar, pengguna bisa melihat objek cukup hanya dengan memiringkan layar, tanpa perlu kacamata atau memandang lurus ke layar.
Cukup banyak vendor yang sudah membenamkan teknologi 3 dimensi dalam piranti besutannya, seperti LG dengan Optimus 3D, HTC dengan Evo 3D, Sharp dengan Aquos SH-12C dan juga Nintendo dengan konsol game 3DS-nya. Namun rata-rata semua piranti tersebut mensyaratkan penggunanya untuk menatap lurus ke layar dan memusatkan hidung mereka untuk bisa menikmati tampilan 3D yang sedang diputar.
Dan kini nampaknya Anda tak perlu lagi melakukan hal tersebut karena dari penemuan para peneliti di Hewlett-Packard, mereka menemukan cara baru untuk membuat tampilan konten 3D bisa dilihat dari sudut hingga 45 derajat dari pusat, dari semua arah baik dari atas, bawah, samping maupun diagonal. Hal tersebut juga berarti pengguna bisa melihat wajah seseorang dengan satu telinga diblokir dari pandangan namun bisa melihat telinga tersebut dengan memutar layar.
Para ilmuwan tersebut menggunakan nano teknologi untuk meng-etsa multi-lingkaran dengan alur yang kecil ke lapisan kaca displaynya. Alur tersebut kemudian membelokkan cahaya dengan cara yang memungkinkan 64 sudut pandang yang berbeda. Dengan menggerakkan layar, pengguna akan melihat dua sudut pandang sekaligus, satu dengan mata kirinya dan satu lagi dengan mata kanannya. Dan hasilnya, tampilan gambar akan terlihat dalam 3 dimensi.
Hasil penelitian tersebut akan dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature, dan David Fattal, ketua penulis di jurnal tersebut menyatakan bahwa efek yang dihasilkan dari tampilan tersebut akan lebih terlihat seperti saat menonton film ‘Star Wars’ dengan hologram dari Putri Leia. Fattal mengakui bahwa bagaimanapun juga efek tersebut tidak akan identik seperti hologram, karena gambar tidak akan muncul ke luar dari layar seperti proyeksi Leia yang ada di film. Teknologi tersebut menurut Fattal tidak akan segera hadir di bioskop dalam waktu dekat. Gambar bergerak sendiri bisa dibuat dengan menggunakan animasi komputer, sedangkan video live akan membutuhkan susunan 64 kamera dari segala penjuru ke arah sebuah objek.
jagatreview.com
0 komentar:
Posting Komentar